Sabtu, 03 Juni 2017

Bahasa dan Usia Sosiolinguistik

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Bahasa memiliki peran penting bagi kehidupan bermasyarakat sebagai alatkomunikasi. Bahasa adalah sebuah sistem, artinya bahasa itu dibentuk oleh sejumlah komponen yang berpola secara tetap, dan dapat dikaidahkan. Ciri dari hakikat bahasa bahwa bahasa itu adalah sistem lambang, berupa bunyi, bersifat arbitrer, produktif, dinamis, beragam, dan manusiawi. Sistematis maksudnya, bahasa itu tersusun menurut suatu pola tertentu, tidak tersusun secara acak atau sembarangan. Usia merupakan salah satu rintangan sosial yang membedakan kelompok-kelompok manusia. Kelompok manusia ini akan memungkinkan timbulnya dialek sosial yang akan memberikan corak tersendiri pada kelompok itu. Perbedaan bahasa akan tampak pada kelompok usia tertentu, anak-anak, remaja, dewasa. Tentu saja batas usia tidak dapat kita pastikan.
Suatu hal yang dapat membedakan dialek sosial jenis ini dengan lainnya adalah dialek sosial kelas buruh, atau dialek regional. Pada dialek tersebut kita mendapat ciri-ciri kebahsaan yang relatif tetap pada penutur. Misal orang yang berbahasa B1 dialek Jawa akan selamanya membawa ciri dialek tersebut. Orang Batak akan membawa ciri kebahsaan dalam penggunaan bahasa Indonesia sampai tua. Dialek sosial berdasarkan usia keadaannya perbeda. Ragam tutur anak-anak akan ditinggalkan jika usia anak semakin bertambah dewasa. Ragam tutur remaja akan ditinggalkan pemiliknya jika mereka menjadi tua. Ragam bahasa yang relatif adalah ragam tutur orang dewasa.
Oleh sebab itu, usia penutur berpengaruh terhadap kebahasaan yang di komunikasikan. Bahasa yang dikomunikasikan oleh anak-anak biasanya adalah bahasa ibu (B1). Berbeda dengan penutur remaja yakni akan dipengaruhi bahasa Prokem (bahasa gaul). Tutur orang dewasa berbeda juga dengan tutur anak-anak dan remaja, biasanya oranmg dewasa cenderung menggunakan bahasa kedua B1, tergantung kepada siapa dan dimana ia berbicara.


  Rumusan Masalah
Bagaimana tutur bahasa anak-anak?
Bagaimana tutur bahasa remaja?

  Tujuan
Untuk mendeskripsikan tutur bahasa anak-anak.
Untuk mendeskripsikan tutur bahasa remaja.




BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Tutur Anak-Anak
Seorang anak mulai belajar berbicara pada usia kurang lebih 18 bulan, dan pada usia kurang lebih 3 tahun, anak sudah mulai bisa menguasai tata bahasa dari bahasa ibunya. Karena B1 anak adalah bahasa sang Ibu.
Pada masa awal perkembangannya, bahasa anak memiliki ciri yang unik yakni adanya penyusutan (reduksi). Kata-kata yang disusutkan atau dihilangkan biasanya kata depan, kata sambung, partikel dan sebagainya. Meskipun demikian, apa yang mereka ucapkan masih bisa dimengerti oleh orang dewasa karena kata-kata yang masih betahan adalah kata-kata penuh atau kata yang punya makna sendiri jika berdiri sendiri. Sebagai contoh “Mama, Aan besar” yang dimaksud adalah “Mama, Aan sekarang sudah besar”. Hal semacam ini bukan berarti sang anak tidak mampu mengolah bahasa atau bahkan merupakan kebingungan anak, tetapi semuanya harus dianggap sebagai strategi sang anak untuk berkomunikasi dan sebagai jalan untuk menguasai kaidah-kaidah bahasa berikutnya. Ada pula ciri bahasa anak yang ditinjau dari segi fonologi. Bunyi-bunyi yang mudah dihasilkan oleh sang anak adalah bunyi-bunyi bahasa bilabial Bunyi-bunyi bahasa bilabial itu sangat mudah dihasilkan karena hanya menggerakkan dua bibir. Contoh bunyi bahasa bilabial adalah mama, maem, mimik, bobok, dan lain-lain.
Berbeda dengan bunyi bilabial yang mudah diproduksi anak, ada beberapa bunyi yang sulit diproduksi oleh alat ucap sang anak, bunyi-bunyi itu adalah “r”, “s”, “k”, dan lain-lain. Sering kita dengar banyak anak yang mengatakan “jali” yang seharusnya “jari”, begitu juga dengan “susu” yang biasa diucap “cucu”, sama halnya dengan “atu” padahal yang dimaksud adalah “aku”.
Kosa kata anak kecil kebanyakan masih apa yang ada disini dan apa yang terjadi, sekarang untuk perkembangannya, peran orang tua sangat penting, terutama peran seorang ibu. Karena menurut teori yang ada cara tutur orang tua terutama ibu sangat mempengaruhi sikap dan tutur sosial anak di masyarakat nantinya. Biasanya seorang ibu lebih halus dalam berbicara jika dibandingkan dengan ayahnya. Hal ini nampak jelas pada bahasa jawa, diamana ada bahasa yang lebih halus untuk berbicara dengan orang yang lebih tua atau disebut “krama inggil”.
Ketika seorang ibu berbicara dengan anak menggunakan krama inggil, secara tidak langsung sang anak juga akan berbicara hal yang serupa dengan sang ibu. Proses ini akan terus berlangsung sampai anak memasuki usia sekolah. Dimana usia sekolah  sang anak sudah mulai mengerti dan paham dengan yang namanya sopan santun. Ragam bahasa anak ini bersifat sementara, maksudnya mereka akan meninggalkannya ketika mereka menjadi remaja dan dewasa. Tetapi untuk krama inggil tidak. Karena ketika usia anak- anak mereka sudah terbiasa dengan krama inggil, maka akan selamanya mereka terbiasa untuk krama inggil.

Penyusutan dalam Tutur
Penyusutan dalam tutur tidak hanya dilakukan oleh anak-anak, orang dewasa pun melakukan penyusutan-penyusutan bahasa yang mereka gunakan . kita sering melihat bahasa yang digunakan dalam menulis telegram, bila kita amati, dalam tulisan telegram yang ada hanya bagian-bagian penting atau inti dari sebuah kalimat, seperti contoh: “Ibu sakit, Segera pulang.” Kalimat yang lengkap seharusnya berbunyi “Ibu sedang sakit, kamu diharap segera pulang.”
Bahasa-bahasa telegram sekarang ini berkembang menjadi bahasa SMS. Cara kia menulis dalam SMS sama halnya dengan kita menulis telegram. Sebagai contoh, “Skul jam berapa?” kalimat lengkapnya “kita sekolah masuk jam berapa?”.
Antara bahasa telegram dan bahasa SMS ini mempunyai alasan yang kuat kenapa harus menyusutkan sebuah kalimat. Alasannya untuk menghemat biaya. Asalkan si penerima tahu dan mengerti isi pesan yang ingin disampaikan.

Tutur Anak Usia SD
Seorang anak mulai memasuki SD sekitar usia 7 tahun. Disinilah mereka diajarkan keterampilan suatu bahasa dimana yang diajarkan itu adalah bahasa yang sudah mereka kenal sebelumnya atau bisa disebut bahasa ibu (B1), ataupun juga bahasa lain yang berbeda dengan bahasa ibu (B2).
Seperti halnya anak kecil yang sedang menguasai B1, anak yang sedang belajar B2 juga cukup kreatif dan menciptakan bentuk-bentuk baru yang menyimpang dari yang mereka pelajari itu adalah “selamat petang”.

Tutur Remaja
Masa remaja merupakan masa yang paling menarik dan mengesankan. Pada masa ini mereka punya ciri khusus dalam sosialnya. Ciri-ciri itu tercermin juga dalam bahasa mereka. Mereka lebih suka menciptakan bahasa-bahasa rahasia yang mereka gunakan untuk kelompok mereka sendiri.
Ada beberapa contoh bahasa-bahasa yang diciptakan oleh para remaja adalah: Penyisipan konsonan V + Vokal
Contoh:   Aku=>avakuvu     Makan => mavakavan
 Bahasa ini sudah muncul sebelum tahun 50-an. Bahasa ini sepertinya tidak hanya dalam bahasa Indonesia tapi juga bahasa Daerah juga.
Penggantian suku akhir dengan “-sye”
Contoh :    Kunci => kunsye
Mandi => mansye
Bahasa ini telah muncul menjelang tahun 60-an.
 Membalik fonem-fonem dalam kata
Contoh :    Aku => uka
Makan => nakam
Nasi => isan
Bahasa Iini muncul pada tahun 60-an.
Variasi-varisai bahasa di atas muncul kembali pada remaja sekarang, tapi mungkin tidak sepopuler tahun-tahun awal kemunculannya. Terutama variasi bahasa yang menyisipkan “ v + vokal”. Variasi-variasi bahasa seperti di atas muncul karena kreatifitas remaja. Tetapi ragam bahasa seperti di atas tidak bisa dilihat dari segi linguistiknya, melainkan dilihat dari segi sosialnya.





BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Usia merupakan salah satu rintangan sosial yang membedakan kelompok-kelompok manusia. Kelompok-kelompok manusia ini akan memungkinkan timbulnya dialek sosial yang sedikit banyak memberikan warna tersendiri pada kelompok itu. Usia akan mengelompokkan masyarakat menjadi kelompok anak-anak, kelompok remaja, dan kelompok dewasa. Tentu saja usia itu tidak bisa secara tepat kita pastikan. Dan dalam berbagai usia, manusia memiliki variasi bahasa khusus, dimana variasi- variasi bahasa itu sebagai ciri-ciri yang digunakan masing-masing individu pada usia tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Dari penelitian mengenai bahasa dan usia, kami sebagai peneliti menemukan beberapa tutur bahasa daerah seperti Bahasa Madura dalam berbagai usia yang membedakan kelompok manusia, yaitu:
Tutur Bahasa Anak-Anak
Pada usia ini anak-anak belum mampu memahami bahasa dengan baik dan benar. Biasanya pada masa ini anak-anak baru belajar bicara, jadi orang tua hanya mengajarkan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami. Dalam kehidupan sehari-hari, anak-anak yang baru belajar bicara cenderung menggunakan bahasa yang dia bisa untuk berkomunikasi dengan orang sekitarnya meskipun ada perbedaan usia yang terpaut jauh. Contohnya dalam Bahasa Madura:
Ebo’, séngko’ térro jhâjhân
Makna kalimat diatas adalah  anak tersebut ingin makan makanan yang dalam Bahasa Madura “jhâjhân”. Dari cara berkomunikasi sudah jelas bahwa tutur bahasa pada anak kecil tidak terlalu menjadi masalah dan masih dimaklumi dalam berkomunikasi dengan orang yang lebih tua karena anak kecil belum bisa menggunakan bahasa yang baik dan benar.

3.1.1 Tutur Bahasa Anak Usia SD
Pada usia ini anak-anak sudah mampu memahami bahasa dengan baik walaupun belum sepenuhnya benar. Pada usia ini juga anak sudah mulai duduk di bangku Sekolah Dasar, sehingga anak tidak hanya memperoleh bahasa dari orang tuanya, namun juga dari sekolahnya.
Biasanya di sekolah anak akan memperoleh pelajaran Bahasa Indonesia dan bahasa daerahnya yaitu Bahasa Madura. Anak juga akan dibimbing untuk dapat memahami lebih dalam lagi mengenai bahasa daerahnya, misal, gurunya menerapkan metode menghafal bahasa daerah tentang penggunaan Bhâsâ Engghi Bhuntén (BEB). Tidak hanya dibimbing namun ketika anak mulai bisa menggunakan bahasa tersebut, guru akan membiasakan anak pada usia ini untuk menerapkannya pada kehidupan sehari-harinya walaupun belum sepenuhnya benar.
Contoh dalam Bahasa Madura:
Kaulé bâri’ mangkat sareng kakak, Pak.
Contoh di atas adalah tutur bahasa anak usia SD yang berkomunikasi dengan orang tuanya. Menurut orang Madura, Bhâsâ Engghi Bhuntén merupakan bahasa halus atau bahasa yang sopan untuk berkomunikasi dengan orang yang lebih tua. Sehingga pada usia ini sudah mulai terjadi perbedaan bahasa dan usia yang membedakan kelompok manusia.
Tutur Bahasa Remaja
Pada usia ini anak sudah memasuki usia yang tergolong sudah mampu dan memahami tentang berbahasa yang baik dan benar. Terlebih lagi pada usia ini anak sudah lebih banyak memperoleh pelajaran mengenai bahasa daerahnya, baik dari sekolah maupun orang sekitarnya. Sehingga sudah mampu menggunakan Bhâsâ Engghi Bhuntén dengan baik dan benar.


Contoh dalam Bahasa Madura:
Kaulé e pakon Rama mondhut rasol bhâdhi konjhengan.
Contoh di atas merupakan penggunaan Bhâsâ Engghi Bhuntén yang baik dan benar untuk berkomunikasi dengan orang yang lebih tua. Sehingga pada usia ini sudah terjadi perbedaan bahasa dan usia yang membedakan kelompok manusia.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Dari contoh-contoh penggunaan Bhâsâ Engghi Bhuntén di atas yang kami temukan dalam kehidupan sehari-hari, dapat ditarik kesimpulan bahwa:
Tutur bahasa pada anak-anak yang masih kecil belum terjadi perbedaan bahasa dan usia karena masih dimaklumi, namun pada anak-anak usia SD sudah mulai terjadi perbedaan bahasa dan usia yang membedakan kelompok manusia.
Tutur bahasa pada anak remaja sudah terjadi perbedaan bahasa dan usia yang membedakan kelompok manusia. Hal ini disebabkan karena di Madura memiliki tingkatan bahasa yang digunakan sesuai dengan usianya, selain itu karena Bhâsâ Engghi Bhuntén itu sendiri merupakan bahasa yang digunakan untuk membedakan usia antara yang muda dan yang lebih tua.
Saran
Saran kami ditujukan pada pembaca makalah penelitian khususnya masyarakat Madura untuk lebih memperhatikan penggunaan Bhâsâ Engghi Bhunten dengan baik dan benar. Agar generasi penerusnya juga dapat memahami bahwa Bhâsâ Engghi Bhunten itu penting untuk berkomunikasi dengan orang yang lebih tua.
DAFTAR PUSTAKA
Sumarsono. 2012. Sosiolinguistik. Yogyakarta: SABDA (Lembaga Studi Agama, Budaya dan Perdamaian)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sejarah OSIS singkat

Sejarah OSIS singkat Bisa ditonton di link ini yaa  https://youtu.be/P5eLe4nN2B0

Makalah Kalimat